A. Pengertian Film
Menurut Arsyad Azhar film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan kelayar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga menggambarkan pergerakan yang nampak normal.[1]
Film adalah gambar bergerak bersuara yang menuturkan cerita kepada penonton. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Film atau bisa disebut dengan media auidovisual dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audiovisual murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media audiovisual tidak murni, yakni apa yang kita kenal dengan slide, apaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau prosese pembelajaran.[2]
B. Karakteristik Film
Film menggunakan unsur gambar sebagai saranan untuk menyampaikan informasi. Film adalah kesinambungan dari fotografi. Pada mulanya masih bisu, baru kemudian unsur suara melengkapi unsur gambar. Gambar dan suara, keduanya mengandung apa yang dinamakan ekspresi.bertutur menggunakan media film adalah pertama-tama bertutur visual. Dengan demikian, apabila kita ingin menuturkan cerita melalui film, maka kita harus berfikir visual. Artinya, berfikir bagaimana suatu informasi akan disampaikan dalam bentuk gambar.
Film memiliki keterbatasan waktu. Pengarang novel misalnya, bisa menentukan sendiri kapan mengakhiri novelnya. Tetapi film memiliki panjang tertentu antara 80 sampai 120 menit atau bahkan 3 jam sekalipun. Maka batasan waktu telah kita tetapkan.
Adapun faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis.
C. Manfaat Film
Film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdenganr oleh telinga, lebih cepat dan mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca atau hanya didengar.
Dan masih banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan film sebagai media untuk menyampaikan pelajaran terhadap anak didik. Diantara keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain;
- Film dapat menggambarkan suatu proses misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan.
- Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
- Penggambarannya bersifat 3 dimensional.
- Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.
- Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat penampilan.
- Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperlukan.
- Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.
- memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik
- sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
- film sangat baik menjelaskna suatu proses dan dapat menjelaskna suatu ketrampilan dan lain lain
- menumbuhkan minat dan motivasi belajar
namun selain kelebihan-kelebihan diatas, tak lepas dari kelemahan-kelemahan. Adapun kekurangan film sebagai media pembelajaran, sebagai berikut:
- film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.
- apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan
- biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal serta audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.[3]
Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Omar Hamialik (1985) mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- dapat menarik minat anak
- benar dan autentik
- up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
- sesuai dengan tingkatan kematangan audien
- perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar
- kesatuan dan squnce-nya cukup teratur
- teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.
D. Jenis-jenis Film
1. Film Dokumenter
- Pengertian film dokumenter
Istilah ”dokumenter” atau documentary adalah turunan dari kata perancis, documentaire. Yang artinya, sebuah film atau pembicaraan yang menggambarkan perjalanan di suatu negeri tertentu. Menurut Heinich dkk seperti yang dikutip Yudhi Munadi (2008:117) film-film dokumenter adlah film-film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta. Atau dengan kata lain, Gierson berpendapat bahwa documentary sebagai “a creative treatment of actuality” yakni perlakuan kreatif terhadap suatu kenyataan. Poin penting dalam film ini, adalah menggambarkan permasalahan kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antarmanusia, etika dan lainya. Misal, film tentang dampak globalisasi terhadap sosial budaya di suatu daerah atau negara. Dampak krisis global bagi perekonomian negara.
- Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam film dokumenter
Untuk menghasilkan karya dokumenter yang baik, dibutuhkan sejumlah unsur yaitu;
- Kita harus memiliki gambar yang baik yakni sebuah bukti visual yang mengajukan pertanyaan tentang film dokumenter tersebut dalam bahasa visual.
- Kita harus memiliki ide atau konsep yang mengekspresikansudut pandang karya dokumenter tersebut.
- Kita harus memiliki sebuah stuktur yaitu progresii gambar dan suara secara teratur yang akan menarik minat audiens dan menghadirkan sudut pandang dari karya dokumenter tersebut sebagai sebuah argumrn visual.
Selain itu unsur yang dibutuhkan dalam film dokumenter dibagi menjadi 2 yaitu unsur visual dan unsur verbal.
1 Unsur Visual
- Observasionalisme reaktif; pembuatan film dokumenter dengan bahan yang sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini berhubungan dengan ketepatan pengamatan oleh pengarah kamera atau sutradara.
- Observasionalisme proaktif; pembuatan film dokumenter dengan memilih materi film secara khusus sehubungan dengan pengamatan sebelumnya oleh pengarah kamera atau sutradara
- Modeilustratif; pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator ( yang direkam suaranya sebagai voice over)
- Mode asosiatif; pendekatan dalam film dokumenter yang berusaha menggunakan potongan-potongan gambar dengan berbagai cara. Dengan demikian, diharapkan arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi harafiah dalam film itu dapat terwakili.
2 Unsur Verbal
a. Overheard exchange; rekaman pembicaraan antara dua sumber atau lebih yang terkesan direkam secara tidak sengaja dan secaralangsung
- Kesaksian; rekaman pengamatan, pendapat atau informasi, yang diungkapkan secara jujur oleh saksi mata, pakar, dan sumber lain yang berhubungan dengan subyek dokumenter. Hali ini merupakan tujuan utama dari wawancara.
- Eksposisi; penggunaan voice over atau orang yang langsung berhadapan dengan kamera, secara khusus mengarahkan yang menerima informasi dan argumen-argumennya.
2. Dokudrama (Docudrama)
Yakni film-film dokumenter yang membutuhkan pengadegan dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar . Film dokumenter yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah atau belum pernah terjadi.
3. Dokumenter Perilaku (Documentaries of behavior)
Ini adalah dokumenter yang menjadikan perilaku manusia sebagai objeknya. Dengan adanya kamera dan peralatan rekam yang ringan, dan bisa dengan mudah di bawa kemana saja, dimungkinkan bagi pembuat dokumenter untuk mengikuti orang dan mengamati perilaku mereka dalam film atau videotape.
4. Dokumentari Emosi (Documentaries of Emotion)
Sementara dokumenter perilaku mendorong ke suatu arah baru, beberapa praktisi dokumenter mulai mengeksplorasi bentuk lain dari perilaku, yang disebut dengan dokumenter emosi. Salah satu contoh adalah karya Allie Light, dalam film Dialogues with Madwomen, yang mengeksplorasi dimensi-dimensi emosional dari penderita sakit mental.
5. Film Episode
Yaitu film yang terdiri dari edisi-edisi yang pendek. Sifat dasar film episode ini non profit.
6. Film Provokasi
Film ini ditujukan untuk menjelaskan mata pelajaran tertentu kepada anak didik, misalnya studi sosial, etika, dan sebagainya. Film provokasi ini akan mendorong adanyadiskusi diantara anak-anak di kelas.
7. Reality Video
Reality video merupakan genre baru dokumenter. Awalnya, ini dimulai dengan program komedi di televisi, yang mengandalkan pada kiriman cuplikan-cuplikan video yang konyol dan lucu dari para penonton. Kemudian, tayangan ini menghasilkan tumbuhnya minat baru pada dokumenter aktualitas ( actuality documentary)
8. Film Drama dan Semidrama
Keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak yakni dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Misalnya, tentang penyesalan orang kafir, dihukum karena pelit, takut kepada Allah, bersabar, indahnya hidup damai, kejujuran dan lain-lain.
E. Langkah-langkah Pemanfaatan Film
Film harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan film dengan tujuan pembelajaran menurut Andeson, yaitu:
- film untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti konsep jujur, sabar, demokrasi, dan lainnya. Disamping itu untuk mengajarkan aturan dan prinsip
- film untuk tujuan psikomotor dapat digunalkan untuk memperlihatkan contoh suatu ketrampilan yang harus ditiru. Misalnya, ketrampilan gerak karena media ini mampu memperjelas gerak dan memperlambat atau mempercepatnya.
- Film paling tepat apabila digunakan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku.
Maka langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang guru antara lain:
- Langkah Persiapan Guru, pertama-tama guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Juga perlu diketahui panjangnya film tersebut, tingkat rekomendasi film, tahun produksi dan serta diskripsi dari film tersebut. Setelah itu film tersebut diintegrasikan dengan rencana pelajaran. Sebaiknya film diujicobakan memuat rencana secara eksplisit cara menghubungkan film tersebut dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
- Mempersiapkan kelas; audien dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban tas pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan film tersebut.
- Langkah Penyajian; setelah audien dipersiapkan barulah film diputar. Dalam penyajian ini harus disiapkan perlengkapan yang diperlukan antara lain; proyektor, layar, pengeras suara, power cord, film, ekstra roll, dan tempat proyektor. Guru harus memperhatikan keadaan ruangan gelap atau tidak dan juga guru dapat menghubungkannya dengan berbagai alat lainnya
- Aktivitas Lanjutan dan aplikasi sesudah pemutaran film perlu ada kegiatan belajar sebagai tindak lanjut dari penggunaan film tersebut. Misalnya: diskusi, laporan dan tugas lainnya.
F. Sistematika Pembuatan Film
Adapun tahapan-tahapan dalam pembuatan film adalah:
- Tahap persiapan
Persiapan dapat terdiri dari skenario, skripsi, storybord,anggaran dan yang lainnya.
- Skenario
Skenario merupakan bentuk tertulis dari keseluruhan film skenario adalah cerita dalam bentuk dasar rangkaian dan adegan-adegan yang tidak dirincikan.
- Skripsi.
Skripsi terdiri dari rincian naskah siap produksi yang berisi sudut pengambilan secara rinci dan spesifik serta bagian-bagian kegiatan.
- Storyboard
Merupakan sketsa dari momentum kunci aktivitas dapat disamakan dengan suatu comic-strip. S toryboard berisikan penjelasan gerak suara,sudut pandang kamera berikut tuntunannya.
- Pengumpulan materi
Tahap pengumpulan materi terdiri dari pengambilan gambar video,shooting audio, gambar diam,teks,dan animasi.
- Tahap Perekaman
Merupakan hasil tranfer materi kedalam aplikasi pengolah video atau yang dikenal dengan istilah capture. Proses transfer dari kamera kekomputer memerlukan konsentrasi untuk mendapatkan kualitas gambar yang maksimal. Proses ini bisa menggunakan alat penghubung yang dikoneksikan dari kamera kekomputer dalam PC, Konektor bisa dihubungkan melalui USB.
- Tahap Akhir
Adalah proses penyatuan materi untuk diedit ssehingga menghasilkan film yang menarik. Ada yang perlu diperhatikan dalam pengeditan ini yaitu:
- Pemotongan gambar
- Pemberian efek tulisan
- Transisi gambar
- Pemberian efek suara
- Penggabungan
- Tahap keluaran
Merupakan hasil akhir pengeditan film. Hasil akhir bisa ditentukan untuk ditampilkan kedalam berbagai format media seperti video. VCD, DVD,atau yang lainnya.
G. Teknik-teknik Pembuatan Film
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pembuatan film, antara lain:
- 1. Direct Photography, yaitu mencatat atau merekam obyek sebagaimana terjadi sesungguhnya, seperti yang dilihat sesuai dengan kenyataan. Film-film pengajaran biasanya dilakukan secara direct photography
- Slow Motion Photography, teknik ini merubah kecepatan gerak gambar yang terlalu cepat menjadi lambat, sehingga mudah disaksikan dengan real; ril; misalnya burung, tendangan bola oleh pemain, dan sebagainya.
- Lapse Photography, teknik ini berupa gerakan-gerakan gambar yang lamban dan terlalu lama diikuti oleh mata kemudian dipercepat sesuai dengan kebutuhan. Misalnya tumbuhnya tanam-tanaman, mekarnya sekuntum bunga, proses erosi, gerakan salju yang menghendaki waktu berjam-jam atau berhari-hari.
- Animated Photography, teknik ini dilakukan dengan cara animasi, yaitu sesuatu yang abstrak dapat dikonkritkan. Misalnya untuk menjelaskan aliran listrik, teori pemerintahan dan sebagainya.
- Photomicrography, melalui teknik ini, objek-objek yang terlalu kecil dapat diperbesar dan diperluas. Teknik ini sangat bermanfaat dalam mempelajari science dan kesehatan, misalnya reproduksi sel-sel, kehidupan hewan, dan sebagainya.
- Telescopic Photography, teknik ini mempergunakan lensa yang dapat menangkap objek yang terlalu jauh untuk dilihat dengan mata, misalnya mengamati bintang-bintang di langit, atau burung-burung yang terbang jauh.
- Film Mography, yaitu teknik yang paling sederhana dan murah, dengan jalan memotret gambar-gambar biasa dengan menghadapkan kamera kepada objek satu demi satu secara teratur, sehingga seolah-olah gambar itu sendiri yang bergerak.
Secara teknis ada banyak istilah yang digunakan dalam pengambilan gambar film, menurut Arief S. Sadiman teknik dasar dalam pengambilan gambar untuk film adalah long shot (LS), medium shot (MS), close up (CU). Long shot adalah pengambilan yang memperlihatkan ltar secara keseluruhan dalam segala dimensi dan perbandingannya; sedangkan medium shot yaitu pengambilan subjek yang pokok secara lebih dekat dan membuang detail yang kurang perlu; dan close up yaitu pengambilan yang memfokuskan pada subjek atau bagian tertentu.
Simpulan
Media audio visual yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah film. Film yang baik untuk anak didik adalah film yang memuat nilai-nilai pendidikan ataupun moral. Diantara keuntungan menggunakan media film dalam proses pembelajaran adalah dapat menggambarkan atau menimbulkan realita yang sesungguhnya serta dapat memperjelas hal-hal yang abstrak
Selain keuntungan-keuntungan yang dapat diambil film mempunyai kekurangan yaitu film tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan dan sulit untuk diulang kecuali dengan memutar kembali secara utuh. Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya atau apa yang dipelajari.
0 comments:
Post a Comment
Setelah membaca artikel ICO, kami harap memberikan sedikit ulasan tapi bukan SPAM. Terimakasih, Salam Harmoni INSICO