Niat berpuasa tidak wajib diucapkan secara lisan. Pelaku puasa cukup bermaksud melakukan ibadah puasa (dalam hatinya) untuk melaksanakan perintah Allah dan tidak akan melakukan hal-hal yang membatalkannya sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Niat Dengan Hati
Puasa secara hukum harus diawali dengan niat mendekatkan diri kepada Allah seraya menegaskan bentuk puasanya.
Waktu Berniat Puasa
Niat ditegaskan dalam hati pada waktu-waktu tertentu, sebagai berikut :
Waktu berniat puasa Ramadhan bagi orang yang tidak memiliki uzur, adalah sebelum masuk waktu subuh atau bersamaan dengan waktu subuh.
Waktu berniat puasa Ramadhan bagi yang memiliki uzur, seperti tidak tahu, bahwa pada hari itu adalah Ramadhan, atau baru datang dari perjalanan, atau baru sembuh dari sakit, sampai masuknya waktu zuhur.
Waktu terakhir berniat puasa wajib lain di luar puasa Ramadhan dan selain puasa nazar yang tidak ditentukan waktunya, atau puasa qadha Ramadhan, adalah ketika masuk waktu zuhur.
Waktu terakhir berniat berpuasa sunnah adalah sebelum masuk waktu magrib.2
Jika seseorang tidak tahu bahwa bulan itu adalah bulan Ramadhan,kemudian ia berniat berpuasa yang lain, maka puasanya tetap dihitung sebagai puasa Ramadhan.
Tidak wajib puasa pada hari syak (yaitu hari yang meragukan apakah itu hari terakhir bulan Sya’ban atau awal Ramadhan) namun jika berpuasa akan lebih baik dengan syarat meniatkannya sebagai puasa sunah Sya’ban.
Melepaskan niat, adalah membatalkan puasa. Berniat melakukan suatu perbuatan yang dapat membatalkan puasa namun urung melakukannya tidak membatalkan puasa.
0 comments:
Post a Comment
Setelah membaca artikel ICO, kami harap memberikan sedikit ulasan tapi bukan SPAM. Terimakasih, Salam Harmoni INSICO